AUDIT KINERJA PADA SEKTOR PUBLIK
I.Pengertian Audit Kinerja
Secara
etimologi, istilah audit kinerja terdiri dari dua kata, yaitu “audit” dan
“kinerja”. Definisi auditmenurut arens adalah kegiatan pengumpulan dan evaluasi
terhadap bukti-bukti yang dilakukan olehorang yang kompeten dan independen
untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antarakondisi yang ditemukan
dan kriteria yang ditetapkan.
Sedangkan menurut Stephen P. Robbin kinerja merupakan hasil evaluasi
terhadap pekerjaan yangtelah dilakukan dibandingkan dengan kriteria yang telah
ditetapkan bersama. Di lain pihak, ahuyamenjelaskan:“Performance is the way of job
or task is done by an individual, a group of an organization”.[“Kinerja adalah cara perseorangan atau kelompok
dari suatu organisasi menyelesaikan suatu pekerjaan atau tugas.”]
Dari kedua definisi tersebut terlihat bahwa istilah kinerja mengarah pada
dua hal, yaitu proses danhasil yang dicapai.Definisi yang cukup komprehensif
tentang audit kinerja diberikan oleh Malan, Fountain, Arrowsmith,dan lockridge
(1984) sebagai berikut:“Audit kinerja merupakan suatu proses sistematis dalam
mendapatkan dan mengevaluasi bukti secaraobjektif atas kinerja suatu
organisasi, program, fungsi, atau kegiatan.
Evaluasi
dilakukan berdasarkanaspek ekonomi, dan
efisiensi operasi, efektivitas dalam mencapai hasil yang diinginkan,
sertakepatuhan terhadap peraturan, hukum, dan kebijakan terkait. Tujuan
evaluasi adalah untuk mengetahui tingkat keterkaitan antara kinerja
dan kriteria yang ditetapkan serta mengomunikasikanhasilnya kepada pihak-pihak
yang berkepentingan. Fungsi audit kinerja adalah memberikan reviewindependen dari pihak ketiga atas kinerja manajemen
dan menilai apakah kinerja operasi dapatmemenuhi harapan.” Audit kinerja
merupakan perluasan dari audit laporan keuangan, dalam hal prosedur dan tujuan.
II.Istilah dalam Audit Kinerja
Beberapa
istilah umum yang digunakan dalam audit kinerja, diantaranya:
a.
VLM (Value for Money) mengacu
kepada penilaian apakah manfaat yang dihasilkan olehsuatu program lebih besar dari biaya yang dikeluarkan (Spending well) atau
masihmungkinkah melakukan pengeluaran/belanja dengan lebih baik/bijak (spending
wisely)
b. Audit manajemen, audit
operasional, atau audit ekonomi dan efisiensi. Istilah ini untuk menilai aspek
ekonomi, dan efisiensi dari pengelolaan organisasi.
c.
Audit program atau efektivitas.
Jenis audit ini untuk menilai manfaat atau pencapaiansuatu program.
Gabungan dari
audit manajemen/operasional dan audit program merupakan audit kinerja.
III.Perbedaan Antara Audit Kinerja dan Audit Keuangan
a. Lingkup Audit Keuangan meliputi
seluruh laporan keuangan, sedangkan audit kinerja lebihspesifik dan
fleksible dalam pemilihan subyek, obyek, dan metodologi audit.
b. Audit keuangan merupakan audit
reguler, sedangkan audit kinerja bukan merupakan audit reguler karena tidak
harus dilaksanakan setiap tahun/berkala.
c. Opini/pendapat yang diberikan
dalam audit keuangan bersifat baku, yaitu unqualified, qualified,adverse, atau
disclaimer; sedangkan audit kinerja bukan merupakan audit dengan jenis opini
yangsudah ditentukan (formalized opinion)
d. Audit kinerja dilaksanakan dengan
dasar pengetahuan yang bersifat multidimensi dan lebih banyak
menekankan pada kemampuan analisis daripada hanya sebatas pengetahuan
akuntansi.
e. Audit kinerja bukanlah bentuk
audit berdasarkan checklist. Kompleksitas dan keragaman pertanyaan dalam audit kinerja mensyaratkan agar auditor dibekali
dengan kemampuan berkomunikasi yang baik.
IV.Manfaat audit kinerja
a.
Mengidentifikasi permasalahan dan
alternatif penyelesaiannya.
b. Mengidentifikasi sebab-sebab
aktual (tidak hanya gejala atau perkiraan-perkiraan) dari suatu permasalahan
yang dapat diatasi oleh kebijakan manajemen atau tindakan lainnya.
c. Mengidentifikasi peluang atau
kemungkinan untuk mengatasi keborosan atau ketidak efisienan) dan mengidentifikasi
kriteria untuk menilai pencapaian tujuan organisasi
d.
Mengidentifikasi kriteria
untuk menilai pencapaian tujuan organisasi
e.
Melakukan evaluasi atas sistem pengendalian internalf
f.
Menyediakan jalur komunikasi antara tataran operasional dan manajemeng
g.
Melaporkan ketidakberesan
V.Siklus Audit Kinerja
Tujuan utama survey pendahuluan adalah untuk memperoleh informasi yang bersifat umummengenai semua
bidang dan aspek dari entitas yang diaudit serta kegiatan dan kebijakan
entitas,dalam
waktu yang relatif singkat.
Pelaksanaan
audit kinerja juga dikenal sebagai pengujian terinci. Tujuan utama dalam
pengujianterinci adalah:
a.
Menilai apakah kinerja entitas yang diaudit sesuai
dengan kriteria.
b.
Menyimpulkan apakah tujuan audit tercapai.
c. Mengidentifikasi kemungkinan-kemungkinan untuk
memperbaiki kinerja entitas yang diaudit, yang akan direkomendasikan kepada
auditee.
VI.Penjelasan Siklus Audit Kinerja
- Survey Pendahuluan
a.
Pemahaman Entitas
Pemahaman ini
penting untuk mempertajam tujuan audit serta mengidentifikasikan isu-isu
kritisdan penting sehingga audit dapat dilaksanakan secara lebih ekonomis,
efisien, dan efektif.Informasi yang diperlukan untuk memahami entitas adalah:
1.
Gambaran umum entitas
2.
Pemahaman atas input, proses, dan output entitas
3.
Informasi lain
b.
Mengidetifikasi area kunci
Area kunci adalah area, bidang, atau kegiatan yang merupakan fokus audit
dalam entitas.Pemilihan area kunci yang tepat memungkinkan penggunaan sumber daya audit
secara lebihefisien dan efektif karena dapat memfokuskan sumber daya pada area
audit yang memiliki nilaitambah yang maksimum.
Penentuan area
kunci dapat dilakukan berdasarkan faktor pemilihan yang terdiri atas (a)
resikomanajemen (b) signifikansi suatu program, yang mencakup materialitas
keuangan, batas kritiskeberhasilan, dan visibilitas (c) dampak audit, (d)
auditabilitas.
c.
Penetapan tujuan dan lingkup
audit
Proses
penetapan tujuan audit kinerja berbeda dengan audit keuangan. Tujuan audit
keuanganyaitu menguji asersi manajemen dengan periode penyajian laporan keuangan
biasanya 1 tahun.Pada audit kinerja, penetapan tujuan audit diawali dengan
menetapkan tujuan audit sementara(tentative audit objektive-TAO). TAO
ditentukan berdasarkan informasi umum yang diperoleh saat pemahaman entitas
sehingga diketahui identifikasi aspek manajemen atau bidang auditeeyang
mempunyai kelemahan dan perlu dilakukan pengujian lebih lanjut melalui tujuan
audit tetap(firm audit objective-FAO). TAO dapat berupa evaluasi atas kinerja
manajemen dengan aspek 3E, yang biasanya masih bersifat umum dan luas.
Saat menentukan FAO, auditor dapat memilihsalah satu dari aspek 3E tersebut
untuk dilakukan pengujian terinci.
Lingkup audit
(audit scope) merupakan batasan dari suatu audit. Pada umumnya lingkup
auditkinerja memuat pernyataan mengenai hal-hal sebagai berikut: 1) luasnya
tujuan audit yang akandilakukan 2) permasalahan yang akan diperiksa 3) waktu
yang diperlukan dalam audit dan besarnya sample yang akan diambil.
d.
Penetapan kriteria audit
Kriteria audit
adalah standar, ukuran, harapan dan praktik terbaik yang seharusnya dilakukan
ataudihasilkan oleh entitas yang diaudit. Auditor dapat menggunakan dua
pendekatan untuk menetapkan kriteria yaitu kriteria proses dan kriteria
hasil.
Penerapan
kriteria proses dan kriteria hasil dikaitkan dengan tujuan audit sebagai
berikut:
1.
Pada audit kinerja, kriteria proses berkaitan dengan
cara kerja dan sumber daya yangseharusnya digunakan dalam proses pekerjaan.
Kriteria hasil berkaitan dengan tercapainyaekonomi, efisiensi dan efektivitas
sesuai dengan standar yang ditetapkan.
2.
Pada audit keuangan, yang ditujukan untuk menilai
kewajaran informasi keuangan daninformasi lainnya, kriteria proses berkaitan
dengan standar, cara kerja, dan penggunaansumber daya untuk menghasilkan
informasi yang benar dalam rangka pengambilankeputusan. Kriteria hasil
diwujudkan dalam bentuk informasi yang benar dan dapatdipercaya sebagai bahan
pengambilan keputusan.
Berikut ini
adalah beberapa panduan dalam menentukan kapan sebaiknya kriteria proses
ataukriteria hasil digunakan untuk menilai kinerja auditee.
1.
Apabila auditee mempunyai kriteria yang jelas dan
hasil yang ingin dicapai, penelaahankegiatan melalui kriteria hasil tampaknya
lebih efektif jika dibandingkan dengan melalui proses.
2.
Apabila hasil dinyatakan dalam bentuk kualitatif dan
tidak dinyatakan secara jelas dalam bentuk kuantitatif, auditor sebaiknya
menggunakan kriteria proses.
3. Dalam hal auditee tidak memiliki proses atau cara yang
baik untuk mencapai hasil yangdiinginkan,
auditor akan lebih banyak menekankan audit pada kriteria hasil dibandingkandengan
kriteria proses.
e.
Identifikasi bukti audit
Jenis bukti
audit: 1) bukti fisik 2) bukti dokumenter 3) bukti kesaksian, 4) bukti
analitis.
f.
Penyusunan laporan survey pendahuluan
Laporan survey
pendahuluan adalah laporan yang diterbitkan mendahului atau sebelum
laporanaudit akan diterbitkan.
Unsur laporan
survey pendahuluan:
1.
Tujuan survey pendahuluan
2.
Penjelasan kegiatan/program
entitas yang diaudit
3.
Risiko audit
4.
Hasil penelaahan sistem
pengendalian intern
5.
Hasil penalaahan peraturan
perundang-undangan
6.
Identifikasi kriteria audit
7.
Identifikasi masalah yang perlu ditindaklanjuti dengan
pengujian terinci8)Usulan apakah audit akan
dilanjutkan atau tidak
B.
Pelaksanaan Pelaporan
a.
Penyusunan program pengujian terinci
Langkah
langkah penyusunan program pengujian terinci adalah sebagai berikut:
1.
Memahami istilah baku
2.
Menetapkan pendekatan audit
3.
Memfokuskan pada pembuktian kriteria audit yang telah
ditetapkan
4.
Menetapkan prosedur audit yang
tepat
5.
Menetapkan format program audit
b.
Pengumpulan dan Pengujian Bukti
Audit
Teknik-teknik pengumpulan bukti audit:
1.
Review dokumen
2.
Wawancara
3.
Kuesioner
4.
Observasi fisik
Langkah-langkah
pengujian bukti audit:
1.
Menentukan teknik pengujian
2.
Membandingkan hasil pengujian bukti-bukti audit dengan
kriteria audit
3.
Mengidentifikan sebab dan akibat dari perbedaan
4.
Mengidentifikan usulan rekomendasi atas temuan
c.
Kertas kerja audit
Menurut SPKN, hal-hal yang harus dimuat
dalam kertas kerja audit adalah meliputi:
1.
Tujuan, lingkup, metodologi audit, termasuk kriteria
pengambilan uji petik yang digunakan
2.
Dokumentasi pekerjaan yang
dilakukan untuk mendukung temuan signifikan dan pertimbangan profesional
3.
Bukti tentang review pengawasan terhadap pekerjaan
yang dilakukan
4.
Penjelasan auditor mengenai standar yang tidak
diterapkan, apabila ada beserta alasandan akibatnya.
Karakteristik
KKA:
1.
Lengkap dan akurat
2.
Mempunyai tujuan yang jelas
3.
Jelas dan singkat
4.
Mendukung simpulan audit
5.
Mudah dipersiapkan
6.
Mudah dimengerti dan berurutan
7.
Relevan
8.
Terstruktur
9.
Mudah diakses
10.
Mudah diriview
d.
Temuan Audit
Temuan audit merupakan fakta yang
ditemukan oleh auditor sebagai hasil perbandingan antarakondisi yang ditemui
auditor dan kriteria yang telah ditentukan sesuai dengan tujuan audit
tetap(firm audit objective-FAO)
e.
Penyusunan Laporan Hasil Audit
Karakteristik laporan audit yang baik
menurut SPKN adalah sebagai berikut:
1.
Tepat waktu
2.
Lengkap
3.
Akurat
4.
Objektif
5.
Meyakinkan
6.
Jelas
7.
Ringkas
VII. Review terhadap
Pengendalian Manajemen
1.
Pernyataan
Tujuan
Tujuan menunjukkan untuk apa
perusahaan didirikan dan apa yang ingin dicapai.
2.
Rencana
Perusahaan
Rencana merupakan penjabaran dari
tujuan perusahaan, yang disusun untuk mencapai sasaran perusahaan, dan biasanya
diikiuti penentuan strategi untuk mengimplementasikannya.
3.
Kualitas
dan Kuantitas Sumber Daya Manusia yang Memadai.
Kapasitas
SDM yang harus tersedia dipengaruhi oleh dua hal penting yaitu kualitas dan
kuantitas.
4.
Kebijakan
dan Praktik yang Sehat
Untuk
mendukung praktik sehat, berbagai kebijakan yang dibuat perusahaan harus
dikomunikasikan kepada seluruh pihak yang berkepentingan agara terjadi
komnikasi timbal balik.
5.
Sistem
Review yang Efektif
Dalam
sistem review yang baik, pelaksanaan supervisi harus dilksanakan secara
memadai. Supervisor harus mampu mengarahkan pelaksaan prosedur berjlan secara
ekonomis, efektif, dan efisien. Serta sesuai dengan kebijakan yang telah
ditentukan.