13 Agustus 2012

Perawatan Wajah Alami dengan Masker Timun

Mau cantik dengan cara hemat tapi hasilnya dijamin baik dan tanpa efek samping heheheh....
Coba pake masker timun, cara alami merawat kecantikan tanpa efek samping.

Ikuti langkah-langkah dibawah ini yach.... :
Pertama, ambil timun secukupnya lalu dikupas, biar lebih segar saat memakai masker timun sebaiknya timun disimpan dulu dalam kulkas baru digunain.
Kedua, timun yang sudah dikupas dipotong kecil-kecil terus diblender atau diparut.
Ketiga, ramuan masker timun yang sudah halus bisa langsung digunakan untuk maskeran tapi bagi kamu yang suka masker timun yang sudah jadi bisa ditambah beberapa tetes perasan lemon karena lemon juga berkhasiat untuk mengobati wajah berjerawat.
Ingat sebelum memakai masker cuci muka dulu ya biar masker bisa meresap maksimal di kulit muka yang bersih ^_^

10 Agustus 2012

Audit Kinerja pada Sektor Publik


AUDIT KINERJA PADA SEKTOR PUBLIK

I.Pengertian Audit Kinerja
Secara etimologi, istilah audit kinerja terdiri dari dua kata, yaitu “audit” dan “kinerja”. Definisi auditmenurut arens adalah kegiatan pengumpulan dan evaluasi terhadap bukti-bukti yang dilakukan olehorang yang kompeten dan independen untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antarakondisi yang ditemukan dan kriteria yang ditetapkan.
Sedangkan menurut Stephen P. Robbin kinerja merupakan hasil evaluasi terhadap pekerjaan yangtelah dilakukan dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan bersama. Di lain pihak, ahuyamenjelaskan:“Performance is the way of job or task is done by an individual, a group of an organization”.[“Kinerja adalah cara perseorangan atau kelompok dari suatu organisasi menyelesaikan suatu pekerjaan atau tugas.”]
Dari kedua definisi tersebut terlihat bahwa istilah kinerja mengarah pada dua hal, yaitu proses danhasil yang dicapai.Definisi yang cukup komprehensif tentang audit kinerja diberikan oleh Malan, Fountain, Arrowsmith,dan lockridge (1984) sebagai berikut:“Audit kinerja merupakan suatu proses sistematis dalam mendapatkan dan mengevaluasi bukti secaraobjektif atas kinerja suatu organisasi, program, fungsi, atau kegiatan.
Evaluasi dilakukan berdasarkanaspek ekonomi, dan efisiensi operasi, efektivitas dalam mencapai hasil yang diinginkan, sertakepatuhan terhadap peraturan, hukum, dan kebijakan terkait. Tujuan evaluasi adalah untuk mengetahui tingkat keterkaitan antara kinerja dan kriteria yang ditetapkan serta mengomunikasikanhasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Fungsi audit kinerja adalah memberikan reviewindependen dari pihak ketiga atas kinerja manajemen dan menilai apakah kinerja operasi dapatmemenuhi harapan.” Audit kinerja merupakan perluasan dari audit laporan keuangan, dalam hal prosedur dan tujuan.

II.Istilah dalam Audit Kinerja
Beberapa istilah umum yang digunakan dalam audit kinerja, diantaranya:
a.       VLM (Value for Money) mengacu kepada penilaian apakah manfaat yang dihasilkan olehsuatu program lebih besar dari biaya yang dikeluarkan (Spending well) atau masihmungkinkah melakukan pengeluaran/belanja dengan lebih baik/bijak (spending wisely) 
b.      Audit manajemen, audit operasional, atau audit ekonomi dan efisiensi. Istilah ini untuk menilai aspek ekonomi, dan efisiensi dari pengelolaan organisasi.
c.       Audit program atau efektivitas. Jenis audit ini untuk menilai manfaat atau pencapaiansuatu program.

Gabungan dari audit manajemen/operasional dan audit program merupakan audit kinerja.

III.Perbedaan Antara Audit Kinerja dan Audit Keuangan
a.  Lingkup Audit Keuangan meliputi seluruh laporan keuangan, sedangkan audit kinerja lebihspesifik dan fleksible dalam pemilihan subyek, obyek, dan metodologi audit. 
b.  Audit keuangan merupakan audit reguler, sedangkan audit kinerja bukan merupakan audit reguler karena tidak harus dilaksanakan setiap tahun/berkala.
c. Opini/pendapat yang diberikan dalam audit keuangan bersifat baku, yaitu unqualified, qualified,adverse, atau disclaimer; sedangkan audit kinerja bukan merupakan audit dengan jenis opini yangsudah ditentukan (formalized opinion)
d.  Audit kinerja dilaksanakan dengan dasar pengetahuan yang bersifat multidimensi dan lebih banyak menekankan pada kemampuan analisis daripada hanya sebatas pengetahuan akuntansi.
e.  Audit kinerja bukanlah bentuk audit berdasarkan checklist. Kompleksitas dan keragaman pertanyaan dalam audit kinerja mensyaratkan agar auditor dibekali dengan kemampuan berkomunikasi yang baik.

IV.Manfaat audit kinerja
a.       Mengidentifikasi permasalahan dan alternatif penyelesaiannya. 
b.   Mengidentifikasi sebab-sebab aktual (tidak hanya gejala atau perkiraan-perkiraan) dari suatu permasalahan yang dapat diatasi oleh kebijakan manajemen atau tindakan lainnya.
c.     Mengidentifikasi peluang atau kemungkinan untuk mengatasi keborosan atau ketidak efisienan) dan mengidentifikasi kriteria untuk menilai pencapaian tujuan organisasi
d.      Mengidentifikasi kriteria untuk menilai pencapaian tujuan organisasi
e.      Melakukan evaluasi atas sistem pengendalian internalf
f.        Menyediakan jalur komunikasi antara tataran operasional dan manajemeng
g.       Melaporkan ketidakberesan

V.Siklus Audit Kinerja
Tujuan utama survey pendahuluan adalah untuk memperoleh informasi yang bersifat umummengenai semua bidang dan aspek dari entitas yang diaudit serta kegiatan dan kebijakan entitas,dalam waktu yang relatif singkat.
Pelaksanaan audit kinerja juga dikenal sebagai pengujian terinci. Tujuan utama dalam pengujianterinci adalah:
a.       Menilai apakah kinerja entitas yang diaudit sesuai dengan kriteria.
b.      Menyimpulkan apakah tujuan audit tercapai.
c.  Mengidentifikasi kemungkinan-kemungkinan untuk memperbaiki kinerja entitas yang diaudit, yang akan direkomendasikan kepada auditee.

VI.Penjelasan Siklus Audit Kinerja
  1. Survey Pendahuluan
a.       Pemahaman Entitas
Pemahaman ini penting untuk mempertajam tujuan audit serta mengidentifikasikan isu-isu kritisdan penting sehingga audit dapat dilaksanakan secara lebih ekonomis, efisien, dan efektif.Informasi yang diperlukan untuk memahami entitas adalah:
1.       Gambaran umum entitas
2.       Pemahaman atas input, proses, dan output entitas
3.       Informasi lain
b.      Mengidetifikasi area kunci
Area kunci adalah area, bidang, atau kegiatan yang merupakan fokus audit dalam entitas.Pemilihan area kunci yang tepat memungkinkan penggunaan sumber daya audit secara lebihefisien dan efektif karena dapat memfokuskan sumber daya pada area audit yang memiliki nilaitambah yang maksimum.
Penentuan area kunci dapat dilakukan berdasarkan faktor pemilihan yang terdiri atas (a) resikomanajemen (b) signifikansi suatu program, yang mencakup materialitas keuangan, batas kritiskeberhasilan, dan visibilitas (c) dampak audit, (d) auditabilitas.
c.       Penetapan tujuan dan lingkup audit
Proses penetapan tujuan audit kinerja berbeda dengan audit keuangan. Tujuan audit keuanganyaitu menguji asersi manajemen dengan periode penyajian laporan keuangan biasanya 1 tahun.Pada audit kinerja, penetapan tujuan audit diawali dengan menetapkan tujuan audit sementara(tentative audit objektive-TAO). TAO ditentukan berdasarkan informasi umum yang diperoleh saat pemahaman entitas sehingga diketahui identifikasi aspek manajemen atau bidang auditeeyang mempunyai kelemahan dan perlu dilakukan pengujian lebih lanjut melalui tujuan audit tetap(firm audit objective-FAO). TAO dapat berupa evaluasi atas kinerja manajemen dengan aspek 3E, yang biasanya masih bersifat umum dan luas. Saat menentukan FAO, auditor dapat memilihsalah satu dari aspek 3E tersebut untuk dilakukan pengujian terinci.
Lingkup audit (audit scope) merupakan batasan dari suatu audit. Pada umumnya lingkup auditkinerja memuat pernyataan mengenai hal-hal sebagai berikut: 1) luasnya tujuan audit yang akandilakukan 2) permasalahan yang akan diperiksa 3) waktu yang diperlukan dalam audit dan besarnya sample yang akan diambil.
d.      Penetapan kriteria audit
Kriteria audit adalah standar, ukuran, harapan dan praktik terbaik yang seharusnya dilakukan ataudihasilkan oleh entitas yang diaudit. Auditor dapat menggunakan dua pendekatan untuk menetapkan kriteria yaitu kriteria proses dan kriteria hasil.
Penerapan kriteria proses dan kriteria hasil dikaitkan dengan tujuan audit sebagai berikut:
1.       Pada audit kinerja, kriteria proses berkaitan dengan cara kerja dan sumber daya yangseharusnya digunakan dalam proses pekerjaan. Kriteria hasil berkaitan dengan tercapainyaekonomi, efisiensi dan efektivitas sesuai dengan standar yang ditetapkan.
2.       Pada audit keuangan, yang ditujukan untuk menilai kewajaran informasi keuangan daninformasi lainnya, kriteria proses berkaitan dengan standar, cara kerja, dan penggunaansumber daya untuk menghasilkan informasi yang benar dalam rangka pengambilankeputusan. Kriteria hasil diwujudkan dalam bentuk informasi yang benar dan dapatdipercaya sebagai bahan pengambilan keputusan.
Berikut ini adalah beberapa panduan dalam menentukan kapan sebaiknya kriteria proses ataukriteria hasil digunakan untuk menilai kinerja auditee.
1.       Apabila auditee mempunyai kriteria yang jelas dan hasil yang ingin dicapai, penelaahankegiatan melalui kriteria hasil tampaknya lebih efektif jika dibandingkan dengan melalui proses.
2.       Apabila hasil dinyatakan dalam bentuk kualitatif dan tidak dinyatakan secara jelas dalam bentuk kuantitatif, auditor sebaiknya menggunakan kriteria proses.
3.  Dalam hal auditee tidak memiliki proses atau cara yang baik untuk mencapai hasil yangdiinginkan, auditor akan lebih banyak menekankan audit pada kriteria hasil dibandingkandengan kriteria proses.
e.      Identifikasi bukti audit
Jenis bukti audit: 1) bukti fisik 2) bukti dokumenter 3) bukti kesaksian, 4) bukti analitis.
f.        Penyusunan laporan survey pendahuluan
Laporan survey pendahuluan adalah laporan yang diterbitkan mendahului atau sebelum laporanaudit akan diterbitkan.
Unsur laporan survey pendahuluan:
1.       Tujuan survey pendahuluan
2.       Penjelasan kegiatan/program entitas yang diaudit
3.       Risiko audit
4.       Hasil penelaahan sistem pengendalian intern
5.       Hasil penalaahan peraturan perundang-undangan
6.       Identifikasi kriteria audit
7.       Identifikasi masalah yang perlu ditindaklanjuti dengan pengujian terinci8)Usulan apakah audit akan dilanjutkan atau tidak

B.      Pelaksanaan Pelaporan
a.       Penyusunan program pengujian terinci
Langkah langkah penyusunan program pengujian terinci adalah sebagai berikut:
1.       Memahami istilah baku
2.       Menetapkan pendekatan audit
3.       Memfokuskan pada pembuktian kriteria audit yang telah ditetapkan
4.       Menetapkan prosedur audit yang tepat
5.       Menetapkan format program audit
b.      Pengumpulan dan Pengujian Bukti Audit
Teknik-teknik pengumpulan bukti audit:
1.       Review dokumen
2.       Wawancara
3.       Kuesioner
4.       Observasi fisik
Langkah-langkah pengujian bukti audit:
1.       Menentukan teknik pengujian
2.       Membandingkan hasil pengujian bukti-bukti audit dengan kriteria audit
3.       Mengidentifikan sebab dan akibat dari perbedaan
4.       Mengidentifikan usulan rekomendasi atas temuan
c.       Kertas kerja audit
Menurut SPKN, hal-hal yang harus dimuat dalam kertas kerja audit adalah meliputi:
1.       Tujuan, lingkup, metodologi audit, termasuk kriteria pengambilan uji petik yang digunakan
2.       Dokumentasi pekerjaan yang dilakukan untuk mendukung temuan signifikan dan pertimbangan profesional
3.       Bukti tentang review pengawasan terhadap pekerjaan yang dilakukan
4.       Penjelasan auditor mengenai standar yang tidak diterapkan, apabila ada beserta alasandan akibatnya.
Karakteristik KKA:
1.       Lengkap dan akurat
2.       Mempunyai tujuan yang jelas
3.       Jelas dan singkat
4.       Mendukung simpulan audit
5.       Mudah dipersiapkan
6.       Mudah dimengerti dan berurutan
7.       Relevan
8.       Terstruktur
9.       Mudah diakses
10.   Mudah diriview
d.      Temuan Audit
Temuan audit merupakan fakta yang ditemukan oleh auditor sebagai hasil perbandingan antarakondisi yang ditemui auditor dan kriteria yang telah ditentukan sesuai dengan tujuan audit tetap(firm audit objective-FAO)
e.      Penyusunan Laporan Hasil Audit
Karakteristik laporan audit yang baik menurut SPKN adalah sebagai berikut:
1.       Tepat waktu
2.       Lengkap
3.       Akurat
4.       Objektif
5.       Meyakinkan
6.       Jelas
7.       Ringkas

VII.         Review terhadap Pengendalian Manajemen
1.       Pernyataan Tujuan
Tujuan menunjukkan untuk apa perusahaan didirikan dan apa yang ingin dicapai.
2.       Rencana Perusahaan
Rencana merupakan penjabaran dari tujuan perusahaan, yang disusun untuk mencapai sasaran perusahaan, dan biasanya diikiuti penentuan strategi untuk mengimplementasikannya.
3.       Kualitas dan Kuantitas Sumber Daya Manusia yang Memadai.
                Kapasitas SDM yang harus tersedia dipengaruhi oleh dua hal penting yaitu kualitas dan kuantitas.
4.       Kebijakan dan Praktik yang Sehat
                Untuk mendukung praktik sehat, berbagai kebijakan yang dibuat perusahaan harus dikomunikasikan kepada seluruh pihak yang berkepentingan agara terjadi komnikasi timbal balik.
5.       Sistem Review yang Efektif
                Dalam sistem review yang baik, pelaksanaan supervisi harus dilksanakan secara memadai. Supervisor harus mampu mengarahkan pelaksaan prosedur berjlan secara ekonomis, efektif, dan efisien. Serta sesuai dengan kebijakan yang telah ditentukan.